Selasa, 17 Juli 2012

PUSARA APAK


Apak, hari ini aku anak bungsumu datang.
Mengunjungimu, atau lebih tepatnya mengunjungi setumpuk tanah dengan sebuah batu terpancang bertuliskan "Munaf Dt Bungsu, wafat usia 77 thn".
Delapan tahun yang lalu, terakhir aku melihat wajah teduhmu sebelum engkau menuju peristirahatan terakhirmu ini.
Ku yakin, engkau pergi dalam keadaan husnul khotimah, karena saat aku me-wudhukanmu, masih terlihat bulir keringat di dahimu mengkristal dan wajahmu menyiratkan senyum, senyuman seorang Ayah yang telah membesarkan dan mendidik putra-putrinya, membangun kampung halamannya.

Yang sangat aku sesali adalah, saat kau pergi aku tak bisa mendampingi dan melepasmu. Karena saat itu aku masih menuntut ilmu di perantauan. Aku mendapatimu sudah terbujur kaku. Tapi ku yakin, kau pasti memaafkan aku atau seluruh putra-putrimu, karena ku tahu ketulusanmu selama ini dalam menghidupi kami.

Apak, saat ini aku berdoa pada Allah Yang Maha Kuasa, agar kelak kita bertemu dalam pelukan-Nya. Karena aku rindu, rindu dengan lantang suaramu, cekatannya kerjamu, ketenanganmu dalam menghadapi masalah, semangatmu, sungguh aku merindukan itu semua. 

Apak, meski kau telah tiada dari dunia ini, tapi semangatmu tak pernah mati di hati kami, putra-putrimu. Kau ajarkan kami pentingnya tanggung jawab dan kerja keras, kau biasakan kami bangun sebelum Subuh, kau tanamkan kepada kami arti pengorbanan dan kesetiaan. Bagiku kau tetap hidup, sebagai ruh yang menjadi semangat dalam jiwa kami yang mengenalmu.

Apak, mungkin aku tak bisa tiap hari menjengukmu ke sini, tapi lewat doa, ku berjanji untuk selalu menjumpaimu setiap hari.

Doa kami, putra-putrimu beserta cucu insyaAllah selalu menyertai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar