Selasa, 24 Juli 2012

Pada kedua pipi

Kata orang-orang, untuk mengurangi rasa dingin yang kita rasakan saat cuaca dingin mendera, salah satunya adalah dengan merapatkan kedua telapak tangan dan membuka sedikit celah pada ibu jari yang bertemu, kemudian celah/rongga antar telapak tangan tersebut ditiup-tiup sambil digosok-gosokkan. Setelah itu kita usapkan ke pipi kita.

Saat saya sedang kehujanan dan harus berteduh di halte-halte di jalan utama Jakarta, saya memang merasakan manfaat dari saran majemuk itu. Apalagi kalau saat berkemah di wilayah pegunungan, saran tersebut cukup membantu untuk menghilangkan rasa dingin yang mendera.

Setelah sekian lama melakukan saran tersebut setiap cuaca dingin datang, ada pertanyaan terlintas di benak saya, "sebenarnya yang memberi kehangatan itu, kedua telapak tangan ke pipi, atau pipi saya yang hangatkah yang menyalurkan kehangatan ke telapak tangan?". Karena lebih sering saya merasakan bahwa sebenarnya pipi saya lebih hangat dibanding kedua telapak tangan.



Nah, saya coba tanyakan kepada Anda, apakah sahabat-sahabat pembaca juga merasakan hal yang sama dengan saya?! Jika kita merasakan hal yang sama, mari kita lanjutkan ceritanya, tapi…..  jika kita merasakan hal yang saling berbeda, semoga sahabat-sahabat pembaca masih berkenan membaca tulisan sederhana ini sampai paragraph terakhir.

Pipi dan telapak tangan, keduanya adalah bagian tubuh kita yang saling terhubung dan memiliki peran tersendiri. Yang harus kita akui, peran telapak tangan kita lebih banyak berfungsi dibandingkan pipi kita? Jika sedang bekerja, telapak tangan memberikan fungsi langsung yang nampak nyata. Telapak tangan mampu membantu pekerjaan kita karena diciptakan Allah dengan keunikan yang kompleks, tulang belulang di telapak tangan tersusun dengan rapi dan terukur untuk mampu menggenggam dan memegang berbagai hal, dilengkapi dengan otot dan sendi yang terangkai sempurna. Sehingga ada ungkapan bahwa hasil kerja adalah karena kecekatan tangan yang bertelapak ini. Subhanallah yang telah menciptakan ke-dua tangan ini.

Mari lihat ke cermin, kita baru dapat melihat kedua pipi di saat berkaca, bagian muka yang dibalut kulit berbagai warna. Ada yang hitam manis, putih berseri, atau kuning langsat, semuanya indah, menawan dan cantik karena semua karunia Allah.

Mungkin sekilas kita anggap bahwa pipi kita adalah bagian yang cenderung berfungsi setelah kita rawat dengan telapak tangan ini, karena fungsi pipi kerap kali dikonotasikan dengan tampilannya. Pipi kita tak bisa membasahi kulitnya sendiri kecuali dibasuh oleh kedua telapak tangan, tak bisa indah kecuali setelah dirias oleh kecekatan telapak tangan saat bersolek. Sekilas terkesan bahwa pipi ini 'manja'.

Pernahkah kita renungkan bahwa ada beberapa hal yang dilakukan pipi kita selama hidup ini? 
Menurut saya, pipi kita telah banyak memberikan arti hidup. Pipi ini merona saat senang dan bahagia, semu dan merah padam saat merasa malu atau sungkan. Pipi ini rela mengalah untuk sedikit bergeser ke pinggir karena didorong oleh sunggingan senyum bibir kita. Dan hal terpenting bagi saya, pipi ini selalu bersedia menjadi curahan hangatnya buliran air mata, dia rela menjadi sembab karena membantu hati kita untuk menyalurkan rasa sedih di saat musibah melanda.

Pipi yang digolongkan bagian tubuh yang 'manja', ternyata mampu menyalurkan berbagai rasa yang tersimpan di hati. Meski pipi ini tak bisa merawat bagiannya sendiri, tapi dia mampu mengajak telapak tangan untuk menghapus air mata di kala menangis. Dia juga mampu menampakkan semangat hidup yang terpancar dari optimisme yang tersimpan dalam hati, hingga menulari orang yang melihatnya untuk ikut semangat berseri-seri.

Subhanallah, Maha Suci Engkau ya Allah atas segala ciptaan-Mu.
Alhamdulillah, atas segala Rahmah dan Ridha-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar