Selasa, 24 Juli 2012

Pada kedua pipi

Kata orang-orang, untuk mengurangi rasa dingin yang kita rasakan saat cuaca dingin mendera, salah satunya adalah dengan merapatkan kedua telapak tangan dan membuka sedikit celah pada ibu jari yang bertemu, kemudian celah/rongga antar telapak tangan tersebut ditiup-tiup sambil digosok-gosokkan. Setelah itu kita usapkan ke pipi kita.

Saat saya sedang kehujanan dan harus berteduh di halte-halte di jalan utama Jakarta, saya memang merasakan manfaat dari saran majemuk itu. Apalagi kalau saat berkemah di wilayah pegunungan, saran tersebut cukup membantu untuk menghilangkan rasa dingin yang mendera.

Setelah sekian lama melakukan saran tersebut setiap cuaca dingin datang, ada pertanyaan terlintas di benak saya, "sebenarnya yang memberi kehangatan itu, kedua telapak tangan ke pipi, atau pipi saya yang hangatkah yang menyalurkan kehangatan ke telapak tangan?". Karena lebih sering saya merasakan bahwa sebenarnya pipi saya lebih hangat dibanding kedua telapak tangan.

Senin, 23 Juli 2012

Wanita AngKasa


Di orbit awal kehadiranmu di muka bumi ini.
Tahukah engkau sosok penuh kasih sayang itu.
Dialah wanita anggun dan perkasa bernama ibu.
Lembut tangannya membesarkanmu.
Air matanya dalam doa mendinginkan panasnya hatimu.
Santun perkataannya mengajarkanmu berucap yang baik.
Rasa sakit dan deritanya takkan terganti sepanjang usiamu.

# # #
Di orbit berbeda dalam hidupmu.
Ada lagi seorang wanita angkasa.
Bukan bidadari dari surga, tapi manusia sebagaimana biasa.

Entah sekarang kau sudah bersamanya atau masih menunggu kehadirannya.

Jumat, 20 Juli 2012

Survive to Surprise


Dulu, saat didaulat sebagai penjaga gawang oleh teman-teman pemain bola di kelas, saya mulai dilatih ala kadarnya. Kenapa ala kadarnya, karena selain tempat latihan yang kurang mendukung, peralatan serta teknik pun pas-pasan juga, yang penting prinsip dasar seorang penjaga gawang adalah mengamankan gawangnya agar tidak kebobolan. Setelah saya ikut dalam klub bola tingkat kabupaten, saya mulai mendapat pelatihan yang lebih baik dan terarah. Namun ada hal yang sama antara latihan dengan teman-teman dan dengan pelatih sebenarnya, yaitu; belajar jatuh dan jatuh. Jatuhnya seorang penjaga gawang bukanlah asal jatuh, ada seni dan tekniknya. Untuk menjangkau bola yang melayang melebar ke tiang gawang, lazimnya seorang kiper melompat dan jatuh agar dapat memberhentikan laju bola tersebut.

Cerita lain saat saya ikut latihan bela diri di pesantren, tiga bulan pertama saya hanya mendapat latihan menahan pukulan saja. Lebih tepatnya selalu dipukul dan saya menangkis dengan tangan/lengan. Sampai-sampai ke-dua otot tangan dan bahu ini lembam dan membiru karena selalu dilatih untuk menahan pukulan secara bergantian baik dari teman ataupun guru. Memang ada teknik yang diajarkan,  jadi tidak asal pukul dan tangkis. Setelah tiga bulan itu barulah mulai belajar teknik lainnya. Saya sempat protes sama guru pelatih, namun beliau bilang: "orang yang kuat bukanlah yang jago pukul, tapi yang punya daya tahan lebih lama, jadi saya ajarkan kalian seni bertahan terlebih dahulu dengan belajar menahan dan mengendalikan rasa sakit".

Selasa, 17 Juli 2012

PUSARA APAK


Apak, hari ini aku anak bungsumu datang.
Mengunjungimu, atau lebih tepatnya mengunjungi setumpuk tanah dengan sebuah batu terpancang bertuliskan "Munaf Dt Bungsu, wafat usia 77 thn".
Delapan tahun yang lalu, terakhir aku melihat wajah teduhmu sebelum engkau menuju peristirahatan terakhirmu ini.
Ku yakin, engkau pergi dalam keadaan husnul khotimah, karena saat aku me-wudhukanmu, masih terlihat bulir keringat di dahimu mengkristal dan wajahmu menyiratkan senyum, senyuman seorang Ayah yang telah membesarkan dan mendidik putra-putrinya, membangun kampung halamannya.

Yang sangat aku sesali adalah, saat kau pergi aku tak bisa mendampingi dan melepasmu. Karena saat itu aku masih menuntut ilmu di perantauan. Aku mendapatimu sudah terbujur kaku. Tapi ku yakin, kau pasti memaafkan aku atau seluruh putra-putrimu, karena ku tahu ketulusanmu selama ini dalam menghidupi kami.

Apak, saat ini aku berdoa pada Allah Yang Maha Kuasa, agar kelak kita bertemu dalam pelukan-Nya. Karena aku rindu, rindu dengan lantang suaramu, cekatannya kerjamu, ketenanganmu dalam menghadapi masalah, semangatmu, sungguh aku merindukan itu semua. 

Apak, meski kau telah tiada dari dunia ini, tapi semangatmu tak pernah mati di hati kami, putra-putrimu. Kau ajarkan kami pentingnya tanggung jawab dan kerja keras, kau biasakan kami bangun sebelum Subuh, kau tanamkan kepada kami arti pengorbanan dan kesetiaan. Bagiku kau tetap hidup, sebagai ruh yang menjadi semangat dalam jiwa kami yang mengenalmu.

Apak, mungkin aku tak bisa tiap hari menjengukmu ke sini, tapi lewat doa, ku berjanji untuk selalu menjumpaimu setiap hari.

Doa kami, putra-putrimu beserta cucu insyaAllah selalu menyertai. 

Kamis, 12 Juli 2012

INGIN PULANG






"Aku ingin pulang", begitulah salah satu lirik lagu Ebiet G Ade terdengar mengalun memenuhi ruang pelatihan saat jeda materi. Seperti biasa, setiap sore pada hari terakhir pelatihan per-angkatannya, saya memutar lagu ini sebagai pengantar perpisahan antara peserta dan fasilitator. Saat menyeruput secangkir kopi hangat yang sudah dihidangkan, saya dikagetkan oleh suara salah satu peserta, "lagunya pas banget Pak?", sapa sang ibu sambil duduk di depan meja saya. "Oh ya", balas saya dengan antusias. "Bapak jujur aja dech, yang ingin pulang itu bukan cuma kami kan?, pasti Bapak dan fasilitator lain juga kangen pulang, apalagi hampir 1 pekan Bapak tugas di sini", sambung sang ibu.  "Hmmm, iya Bu, betul sekali", jawab saya mengangguk dan tersenyum. "Makanya lagu ini saya putarkan untuk kita semua", lanjut saya menjelaskan. Tak berapa lama kami ngobrol ringan, rekan fasilitator lain datang memberi aba-aba bahwa materi segera dilanjutkan. Sang ibu kembali ke barisan kursi peserta.


Sabtu, 07 Juli 2012

MAKIN DEKAT, BUKAN BERARTI LEBIH TEPAT


Pada pertandingan sepak bola, menendang 12 pas alias penalti terlihat mudah, karena titik putih menendang bola berjarak sangat dekat dari gawang. Namun tak jarang para pemain yang mengeksekusi penalti gagal dalam membobol gawang lawannya. Berbagai alasan bisa saja terjadi saat penalti gagal dieksekusi padahal jaraknya sangatlah dekat.


Masih membahas jarak dekat, saat saya tugas di Mempawah Kalimantan Barat, ada peserta pelatihan yang curhat bahwa dia punya kendala untuk dapat hadir tepat waktu ke kantor karena jarak yang jauh dari rumah ke tempat kerja, dia sangat ingin dipindah tugaskan ke kantor perwakilan yang lebih dekat dengan rumah tempat tinggal, supaya bisa lebih tepat waktu datang ke kantor. Setelah beberapa bulan dipindahkan, kepala perwakilannya mengeluh menceritakan perilaku indisipliner sang karyawan tersebut, ternyata dia makin sulit untuk disiplin, alasannya sederhana, saking dekatnya dengan kantor dia terlalu meremehkan jarak dekat itu, terkadang ada saja perlengkapan kerja yang ketinggalan di rumah sehingga dia sering bolak-balik rumah-kantor, bahkan jam istirahat makan siang, dia sering kebablasan tidur siang.

Selasa, 03 Juli 2012

UANG, RUANG, PELUANG


Bingung saat akan memulai menjalankan ide dan rencana, modal tidak ada, tempat atau lokasi belum pasti dan kapan bisa dilaksanakan. Hampir setiap orang mengalaminya, apalagi bagi yang menggunakan konsep manajemen murni, karena dalam manajemen semua harus diperhitungkan, diperkirakan dan ditarget. Dalam manajemen, segala sesuatu harus dimulai dengan modal yang cukup, organisasi yang utuh dan positioning yang jelas.

Satu pekan yang lalu tepatnya 27 Juni 2012, rekan-rekan di Yayasan Cahaya Permata Ummat (YCPU) Padang Panjang ingin menjalankan agenda tahun ke-2 yaitu Khitanan Massal untuk yatim dan dhuafa. Dengan pengalaman pada tahun sebelumnya rekan-rekan aktifis ini mencoba untuk memperbaiki hal-hal yang masih dianggap kurang berjalan lancar pada tahun lalu. Sebagai orang yang baru bergabung di YCPU, saya mencoba untuk menyesuaikan diri dengan pola yang sudah ada.