Sabtu, 07 Juli 2012

MAKIN DEKAT, BUKAN BERARTI LEBIH TEPAT


Pada pertandingan sepak bola, menendang 12 pas alias penalti terlihat mudah, karena titik putih menendang bola berjarak sangat dekat dari gawang. Namun tak jarang para pemain yang mengeksekusi penalti gagal dalam membobol gawang lawannya. Berbagai alasan bisa saja terjadi saat penalti gagal dieksekusi padahal jaraknya sangatlah dekat.


Masih membahas jarak dekat, saat saya tugas di Mempawah Kalimantan Barat, ada peserta pelatihan yang curhat bahwa dia punya kendala untuk dapat hadir tepat waktu ke kantor karena jarak yang jauh dari rumah ke tempat kerja, dia sangat ingin dipindah tugaskan ke kantor perwakilan yang lebih dekat dengan rumah tempat tinggal, supaya bisa lebih tepat waktu datang ke kantor. Setelah beberapa bulan dipindahkan, kepala perwakilannya mengeluh menceritakan perilaku indisipliner sang karyawan tersebut, ternyata dia makin sulit untuk disiplin, alasannya sederhana, saking dekatnya dengan kantor dia terlalu meremehkan jarak dekat itu, terkadang ada saja perlengkapan kerja yang ketinggalan di rumah sehingga dia sering bolak-balik rumah-kantor, bahkan jam istirahat makan siang, dia sering kebablasan tidur siang.

Sebuah ironi saat semua serba dekat, kenapa tidak bisa lebih tepat?!
Tepat waktu
Tepat hasil
Tepat janji, dan seterusnya

Saat seseorang jatuh cinta, jarak juga menjadi sebuah fenomena, di saat jauh rindu itu terasa begitu menyiksa. Namun di saat berdekatan dengan orang yang dikasihinya, justru rasa sayang itu terkadang mengendur. Padahal jika jarak semakin dekat bukankah seharusnya makin akrab?! Tapi kejadian ini insyaAllah tidak akan menimpa orang-orang yang ikhlash dan ridho dengan kondisi kekasihnya. Orang yang tulus mengasihi, akan bertambah sayang jika makin dekat.

Dalam cerita berbeda, saat rumah berdekatan dengan mesjid atau mushalla, bahkan corong megaphone-nya tepat menghadap jendela kamar, kerap kali kita terlalaikan untuk bisa shalat tepat waktu. Terkadang saat suara iqomat terdengar kita baru bergegas menuju mesjid untuk shalat jamaah. Saat ini, kurang lebih 12 hari lagi bulan Ramadhan akan menghampiri kita, waktu yang bisa dibilang dekat, dan terus mendekat. Sudahkah kita siapkan diri, mental dan perasaan kita untuk menyambut bulan penuh keberkahan itu? Atau akankah Ramadhan tahun ini akan berlalu seperti tahun-tahun sebelumnya?!. Hanya dengan menahan lapar dan dahaga sekitar 13 jam tanpa ada efek perubahan dan perbaikan pada jiwa kita?!. Jujurlah, sebenarnya setiap diri kita pasti ingin mendapatkan nilai lebih dari Ramadhan. Berbagai cara dan saran banyak kita dengarkan dari para ahli agama tentang ibadah Ramadhan.

Semoga jarak dekat kita dengan Allah melalui Ramadhan bisa dimaksimalkan dan menjadi tabungan Ibadah. WallahuA'lam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar