Jumat, 28 September 2012

MADU, COKLAT dan GULA



MADU, COKLAT dan GULA
(Dialog Imajiner)

Suatu hari, terjadi percakapan antara madu, coklat dan gula:

Madu : Hai coklat dan gula, kita ini sungguh manis ya !?
Gula  : Memang benar, kita memang dibuat untuk terasa manis.
Coklat : Tapi menurutku bukan kita yang paling manis ?!
Madu & Gula : Haah, ko' bisa begitu ?!

Coklat : Coba kalian lihat orang yang sedang membaca tulisan ini,
                     dia lebih manis  dari kita kan..!!
                    Hey..lihat-lihat, dia tersenyum loohh, duuh manisnya….

Rabu, 12 September 2012

DARI PIPI TURUN KE BAHU


Melanjutkan tulisan saya terdahulu pada Selasa, 24 Juli 2012 yang berjudul Pada kedua pipi, maka saat ini saya mencoba menggali arti dari kegunaan anggota tubuh yang lain yaitu bahu.

Bahu atau boleh disebut pundak, sepasang anggota tubuh yang menopang leher tetap tegak, menjadi sumbu bagi kedua lengan dan tangan. Bahu sering menjadi simbol kerjasama, acap kali kita mendengar istilah bahu-membahu dalam sebuah kerja tim/kelompok. Pernahkah Anda menonton kisah perang dunia ke-2 berjudul Band of Brothers? Saat itu sebagian pasukan Sekutu yang terluka digendong dengan bahu rekan mereka yang selamat, bagi korban luka yang masih bisa dipapah berjalan, maka rekannya yang selamat membelintangkan tangan korban luka di bahunya dan menggiringnya dengan berjalan ke tempat yang lebih aman.

Pundak telah menjadi bahasa filosofi tentang sebuah kerja keras dan usaha mati-matian. Para buruh angkut barang, menjadikan pundaknya sebagai penahan beban yang dibawa, penjual jamu gendong juga menjadikan bahunya sebagai tumpuan kain penahan bakul jamunya. 

Bagi penjahit pakaian, ukuran bahu pelanggannya sangat menentukan berapa lebar kain yang diperlukan untuk membuat sebuah gaun yang indah. Bagi pelajar yang membawa tas sekolah terutama jenis backpack, menjadikan bahunya sebagai tumpuan tali tas yang dibawa. Para olahragawan, juga sangat tergantung pada kekuatan bahu mereka.


Kamis, 06 September 2012

SYAIR AKHIR ZAMAN


I
Kekasih…
Merdunya gesekan daun ditengah rimba kini telah menghilang,
Berganti kebun sawit luas sejauh mata memandang,
tak ada lagi pekikan elang perkasa yang terbang,
dan indahnya belibis yang pulang petang.
Bumi sekarat, kehancuran menjelang.

Kini, kicau burung telah berganti dengan tiruan rangkaian elektronik,
Gemericiknya ikan di air bening berganti dengan walpaper komputer yang unik.
Sejuknya udara pagi karena embun didedaunan pun digantikan alat pendingin elektrik.
Bahkan…di hadapan teknologi ciptaan sendiri manusia diperbudak dan tak mampu untuk berkutik.

II
Kekasih…