Kamis, 14 Juni 2012

Ada kalanya Harus Menunggu

"Bosan, itulah perasaan saya ketika jadwal penerbangan ditunda lebih dari 2 jam, hampir semua majalah dan koran di ruang tunggu sudah habis saya bolak-balik, meski tak dibaca setiap halamannya".

Mungkin hampir setiap diri kita merasakan hal yang sama ketika harus menunggu. Menunggu seolah-olah menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Resah, gelisah, gundah, lelah dan terkadang berubah jadi amarah jika kita harus menunggu.

Ada pelajaran berharga yang saya dapatkan dari Mak Adang (Paman Tertua) ketika saya mulai menanam bibit kacang tanah pada akhir bulan Mei 2012 lalu. Sebagai orang yang baru belajar tani, dengan polos saya bertanya padanya, apa yang harus saya lakukan sampai bibit ini diketahui bisa tumbuh atau tidak? Menunggu, jawabnya dengan mantap. Biasanya biji kacang tanah akan berkecambah dalam 5-10 hari. Hmmmmm… waktu yang lumayan lama untuk menunggu.

Suka tidak suka,
pada kenyataannya saya memang harus menunggu. Lalu muncul pertanyaan, apa yang harus saya lakukan selama menunggu? Pekerjaan paling sederhana adalah berdo'a dengan harapan bibitnya tumbuh dengan baik dan subur. Tapi berdo'a tidaklah cukup. Sambil menunggu, saya melakukan aktifitas lain, tetap bekerja di bengkel tenda Ama Karya, dan membantu kegiatan di Organisasi PORBBI dan YCPU.

Ternyata, tak terasa tujuh hari sudah berlalu. Pagi-pagi sekali di saat matahari mulai mengintip dengan cahaya kuning kemerahannya, saya sudah memakai sepatu bot dan baju lengan panjang untuk ke ladang. Rumput di pematang sawah yang saya lewati masih basah oleh embun. Harumnya aroma udara pagi nan sejuk membangkitkan gairah dan semangat. Pas sampai di pematang ladang kacang tanah, alangkah bahagianya perasaan ini, karena sepekan yang lalu ladang ini hanya gundukan bidang tanah kering kecoklatan, tapi sekarang, mulai terlihat tumbuh dedaunan hijau tersusun berbaris teratur yang tidak lain adalah benih kacang tanah yang mulai berkecambah. Subhanallah saya terharu, Alhamdulillah lebih 95% tumbuh dengan baik dan rata. Setelah puas berkeliling ke-8 bidang ladang kacang tanah, saya kembali ke rumah bersiap-siap untuk mengantar Fatih ke sekolah.

Bagi saya ada pelajaran yang Allah sampaikan melalui proses tanaman tadi. Diantaranya; bahwa kita harus menjalani proses dari memulai hingga usai, dan menunggu adalah sunnatullah atau hukum alam. Menunggu menjadi suatu hal mutlak dalam berbagai aktifitas, menunggu waktu berbuka bagi yang puasa, menunggu masa kelahiran bagi ibu hamil, menunggu masa perkenalan menjadi pernikahan, dan lain-lain.

Yang paling penting dari setiap masa menunggu itu adalah, apa yang harus diperbuat dan bagaimana memanfaatkannya. Jadilah penunggu yang aktif dan kreatif.

"Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap" (QS: Asy-Syarh: 7-8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar