Jumat, 06 Mei 2011

MOTIVASI, antara Rasa Sakit dan Potensi

Suatu hari, terjadi percakapan antara anak kerang dan ibunya. Sang anak yang masih kecil mengadu, 
"Ibu, tubuhku kemasukan sebutir pasir yang tajam, rasanya sakit sekali seperti disayat-sayat". 
Dengan penuh pengertian Sang Ibu Kerang berkata,
"wahai Anakku, kita bangsa kerang diciptakan Allah tidak memiliki tangan dan jemari untuk dapat mengeluarkan pasir dari tubuh kita"."Lalu bagaimana Ibu, rasanya sakit sekali Bu?" tanya sang anak diiringi tangisan karena rasa perihnya.
"Anakku, berdasarkan apa yang telah Ibu pernah alami, maka cobalah laksanakan saran Ibu".
"Apa sarannya Ibu?'
"Ketika Ibu kemasukan pasir, Ibu melumuri butiran pasir tersebut dengan lendir yang Tuhan berikan di tubuh kita".
"Baiklah Ibu, akan aku coba", jawab sang Anak.


Keesok harinya, sang anak kembali menghampiri Ibunya sambil tersedu,
"Ibu, aku sudah melaksanakan saranmu, tapi rasa sakitnya makin terasa perih".
"Teruslah melakukannya anakku", jawab sang Ibu sambil tersenyum.
pada hari ke-3 dan beberapa hari setelah itu, sang anak melaksanakan saran Ibunya, setiap dia mengadu dan mengeluhkan rasa sakitnya pada sang Ibu, sarannya tetap sama,
"teruslah melakukannya anakku, jangan berhenti".


Hingga cukup lama waktu terlewati, sang anak mulai terbiasa dengan rasa sakit itu, dan dia sudah mulai jarang mengeluh dan mengadu pada Ibunya. 
Suatu hari, disaat rasa sakitnya benar-benar tidak pernah dirasakannya lagi, dia terkejut dengan apa yang ada dalam tubuhnya. Ketika sinar mentari menembus permukaan air laut, menyinari tubuh sang Anak kerang, terlihatlah sebuah batu kecil putih sebesar kelereng kecil, mengkilap memantulkan sinar matahari dengan pendaran cahaya yang indah.
Sang anak terkesima, dan bertanya-tanya dalam hatinya, "benda apa ini?".


Dia segera mencari dan menemui Ibunya, "Wahai Ibu, beritahu aku, benda apa yang ada di dalam tubuhku ini?"


Dengan senyuman penuh kasih sayang, sang Ibu kembali bertanya,
"ingatkah engkau dulu pernah menangis dan meringis karena rasa sakit dan perih kemasukan sebutir pasir?".
"Aku ingat Ibu, lalu apa kaitannya dengan benda ini?".
"Benda indah itu adalah mutiara, sebuah benda yang bernilai tinggi dan sangat berharga, terbuat secara alami di dalam tubuh kerang seperti kita ini. Jika dulu sebutir pasir itu tak pernah masuk ke tubuhmu, kau takkan pernah menghasilkan mutiara indah itu". Jelas sang Ibu dengan bijaksana.


# # # #


Kita mungkin juga sering merasakan sakit seperti kisah kerang tadi. Namun terkadang kita terlalu larut dalam memikirkan rasa sakitnya. Padahal Allah telah Ciptakan untuk kita berbagai potensi (multi talenta).
Ketika sedang menghadapi masalah dan rasa sakit, kita sering fokus pada masalah itu. Terlalu naif bagi kita, untuk berlama-lama memusatkan pikiran pada rasa sakit hinggap di hati dan pikiran kita.


Alangkah lebih beruntungnya kita jika kita FOKUS pada Potensi lain yang ada pada diri ini.
Ada 3 hal yang saya simpulkan dari kisah kerang di atas;
1. Sebutir pasir yang menyakitkan bagi sang anak kerang diibaratkan sebagai rasa sakit, ujian, cobaan/musibah.
2. Lendir sang kerang diibaratkan sebagai sebuah Potensi, bayangkan oleh Anda, kerang dengan hanya 1 potensi "lendir" bisa menghasilkan sebuah benda berharga, sedangkan kita manusia sangat banyak potensi yang kita miliki, sadar atau belum, tapi potensi itu pasti mutlak adanya.
3. Nasehat sang Ibu Kerang; itulah yang saya sebut sebagai MOTIVASI.


Sejauh apa kita dapat menggali potensi yang ada pada diri kita?
Sebuah kiat sederhana yang sering saya lakukan di pelatihan dan seminar adalah dengan "Burn The Identity".......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar