Sabtu, 08 Desember 2012

Jumat, 28 September 2012

MADU, COKLAT dan GULA



MADU, COKLAT dan GULA
(Dialog Imajiner)

Suatu hari, terjadi percakapan antara madu, coklat dan gula:

Madu : Hai coklat dan gula, kita ini sungguh manis ya !?
Gula  : Memang benar, kita memang dibuat untuk terasa manis.
Coklat : Tapi menurutku bukan kita yang paling manis ?!
Madu & Gula : Haah, ko' bisa begitu ?!

Coklat : Coba kalian lihat orang yang sedang membaca tulisan ini,
                     dia lebih manis  dari kita kan..!!
                    Hey..lihat-lihat, dia tersenyum loohh, duuh manisnya….

Rabu, 12 September 2012

DARI PIPI TURUN KE BAHU


Melanjutkan tulisan saya terdahulu pada Selasa, 24 Juli 2012 yang berjudul Pada kedua pipi, maka saat ini saya mencoba menggali arti dari kegunaan anggota tubuh yang lain yaitu bahu.

Bahu atau boleh disebut pundak, sepasang anggota tubuh yang menopang leher tetap tegak, menjadi sumbu bagi kedua lengan dan tangan. Bahu sering menjadi simbol kerjasama, acap kali kita mendengar istilah bahu-membahu dalam sebuah kerja tim/kelompok. Pernahkah Anda menonton kisah perang dunia ke-2 berjudul Band of Brothers? Saat itu sebagian pasukan Sekutu yang terluka digendong dengan bahu rekan mereka yang selamat, bagi korban luka yang masih bisa dipapah berjalan, maka rekannya yang selamat membelintangkan tangan korban luka di bahunya dan menggiringnya dengan berjalan ke tempat yang lebih aman.

Pundak telah menjadi bahasa filosofi tentang sebuah kerja keras dan usaha mati-matian. Para buruh angkut barang, menjadikan pundaknya sebagai penahan beban yang dibawa, penjual jamu gendong juga menjadikan bahunya sebagai tumpuan kain penahan bakul jamunya. 

Bagi penjahit pakaian, ukuran bahu pelanggannya sangat menentukan berapa lebar kain yang diperlukan untuk membuat sebuah gaun yang indah. Bagi pelajar yang membawa tas sekolah terutama jenis backpack, menjadikan bahunya sebagai tumpuan tali tas yang dibawa. Para olahragawan, juga sangat tergantung pada kekuatan bahu mereka.


Kamis, 06 September 2012

SYAIR AKHIR ZAMAN


I
Kekasih…
Merdunya gesekan daun ditengah rimba kini telah menghilang,
Berganti kebun sawit luas sejauh mata memandang,
tak ada lagi pekikan elang perkasa yang terbang,
dan indahnya belibis yang pulang petang.
Bumi sekarat, kehancuran menjelang.

Kini, kicau burung telah berganti dengan tiruan rangkaian elektronik,
Gemericiknya ikan di air bening berganti dengan walpaper komputer yang unik.
Sejuknya udara pagi karena embun didedaunan pun digantikan alat pendingin elektrik.
Bahkan…di hadapan teknologi ciptaan sendiri manusia diperbudak dan tak mampu untuk berkutik.

II
Kekasih…

Jumat, 10 Agustus 2012

HARAP MAKLUM


"…..Demikianlah surat pemberitahuan ini kami sampaikan, harap maklum apa adanya". 

Begitulah tulisan pada paragraph terakhir sebagai kata penutup di dalam surat edaran yang saya terima. Sebenarnya saya agak sedikit heran, kenapa institusi yang mengirimkan surat tersebut menulis kalimat seperti itu, apakah karena memang sudah menjadi standar baku sebuah tulisan dalam surat edaran, atau memang yang menulis tidak mau tahu-menahu lagi apakah para penerima surat mengerti atau tidak maksud isi surat tersebut. Tanpa mau berpikir rumit, saya tetap menempelkan surat edaran tersebut di dinding mushalla dekat pintu keluar, supaya jama'ah bisa melihat sewaktu mereka keluar-masuk.

Sebenarnya apa sich.. arti dari kata 'maklum'?. Saya pernah membaca beberapa literatur bahasa serapan, 'maklum' juga merupakan kata serapan dari Bahasa Arab. Asal kata -'alama-, artinya; tahu. Kalau dijadikan kalimat "majhul/pasif", maka susunan katanya jadi 'ma'lum', artinya 'diketahui'. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis 'maklum' yang salah satu artinya 'diketahui'.

Dalam hidup ini memang ada kejadian seperti penggalan isi surat tadi. Adakalanya kita tidak mengetahui dengan maksud dan tujuan atau pesan yang ingin disampaikan orang terhadap kita, tapi kita diminta untuk 'maklum'. Memang lucu juga sich… dalam kondisi tidak tahu tapi dianggap tahu.

Jumat, 03 Agustus 2012

TRUST or BELIEVE

Alkisah:

Seorang pemain akrobat sedang bersiap-siap atraksi pada sebuah pertunjukan yang menegangkan, dia akan meniti sebuah tali kecil seukuran kelingking bayi sepanjang 15 meter di atas ketinggian 20 meter dari permukaan tanah dengan mengedarai sepeda roda 1, dan dibawahnya tidak ada pengaman apapun, dapat dipastikan jika dia terjatuh akan berakibat fatal bahkan mati. Sebelum memulai aksinya, dia bertanya kepada penonton, "apakah anda semua percaya bahwa saya bisa menyeberangi tali kecil ini dengan selamat?", "tentu kami percaya", jawab penonton kompak.

Sang pemain akrobat memulai aksinya, baru berapa meter saja, tali kecil berayun-ayun, sepeda roda satu yang dikayuhnya terlihat huyung kekanan, ke kiri, ke depan bahkan ke belakang, semua penonton terdiam dalam ketegangan yang mencekam. Akhirnya sang pemain akrobat sampai di tempat yang dituju dengan selamat. Riuh rendah suara penonton diiringi tepuk tangan yang meriah mengagumi kepiawaiannya.

Sang pemain akrobat ternyata tidak berhenti sampai di situ. Pembawa acara mengumumkan bahwa akan ada atraksi yang lebih menegangkan lagi. Sang pemain akrobat tersebut kembali berbicara kepada penonton, "Apakah anda semakin percaya bahwa saya bisa menyeberangi tali kecil ini?", "tentu kami tambah percaya", jawab penonton dengan antusias. "Jika anda benar-benar percaya, buktikanlah", lanjut sang pemain akrobat, "dengan cara apa kami buktikan bahwa kami percaya?", tanya salah satu penonton.

"Saya meminta satu di antara anda untuk naik kepundak saya dan menyeberangi tali kecil ini bersama saya dengan mengendarai sepeda roda satu ini, anda mau??", tanya sang pemain akrobat dengan lantang. Semua penonton terdiam, suasana hening tak bergeming. Beberapa menit tak ada respon. 
"Berarti anda hanya percaya, tapi anda belum yakin", jelas sang pemain akrobat kemudian menutup atraksinya.

# # #

Apa maksud kisah di atas?

Selasa, 24 Juli 2012

Pada kedua pipi

Kata orang-orang, untuk mengurangi rasa dingin yang kita rasakan saat cuaca dingin mendera, salah satunya adalah dengan merapatkan kedua telapak tangan dan membuka sedikit celah pada ibu jari yang bertemu, kemudian celah/rongga antar telapak tangan tersebut ditiup-tiup sambil digosok-gosokkan. Setelah itu kita usapkan ke pipi kita.

Saat saya sedang kehujanan dan harus berteduh di halte-halte di jalan utama Jakarta, saya memang merasakan manfaat dari saran majemuk itu. Apalagi kalau saat berkemah di wilayah pegunungan, saran tersebut cukup membantu untuk menghilangkan rasa dingin yang mendera.

Setelah sekian lama melakukan saran tersebut setiap cuaca dingin datang, ada pertanyaan terlintas di benak saya, "sebenarnya yang memberi kehangatan itu, kedua telapak tangan ke pipi, atau pipi saya yang hangatkah yang menyalurkan kehangatan ke telapak tangan?". Karena lebih sering saya merasakan bahwa sebenarnya pipi saya lebih hangat dibanding kedua telapak tangan.

Senin, 23 Juli 2012

Wanita AngKasa


Di orbit awal kehadiranmu di muka bumi ini.
Tahukah engkau sosok penuh kasih sayang itu.
Dialah wanita anggun dan perkasa bernama ibu.
Lembut tangannya membesarkanmu.
Air matanya dalam doa mendinginkan panasnya hatimu.
Santun perkataannya mengajarkanmu berucap yang baik.
Rasa sakit dan deritanya takkan terganti sepanjang usiamu.

# # #
Di orbit berbeda dalam hidupmu.
Ada lagi seorang wanita angkasa.
Bukan bidadari dari surga, tapi manusia sebagaimana biasa.

Entah sekarang kau sudah bersamanya atau masih menunggu kehadirannya.

Jumat, 20 Juli 2012

Survive to Surprise


Dulu, saat didaulat sebagai penjaga gawang oleh teman-teman pemain bola di kelas, saya mulai dilatih ala kadarnya. Kenapa ala kadarnya, karena selain tempat latihan yang kurang mendukung, peralatan serta teknik pun pas-pasan juga, yang penting prinsip dasar seorang penjaga gawang adalah mengamankan gawangnya agar tidak kebobolan. Setelah saya ikut dalam klub bola tingkat kabupaten, saya mulai mendapat pelatihan yang lebih baik dan terarah. Namun ada hal yang sama antara latihan dengan teman-teman dan dengan pelatih sebenarnya, yaitu; belajar jatuh dan jatuh. Jatuhnya seorang penjaga gawang bukanlah asal jatuh, ada seni dan tekniknya. Untuk menjangkau bola yang melayang melebar ke tiang gawang, lazimnya seorang kiper melompat dan jatuh agar dapat memberhentikan laju bola tersebut.

Cerita lain saat saya ikut latihan bela diri di pesantren, tiga bulan pertama saya hanya mendapat latihan menahan pukulan saja. Lebih tepatnya selalu dipukul dan saya menangkis dengan tangan/lengan. Sampai-sampai ke-dua otot tangan dan bahu ini lembam dan membiru karena selalu dilatih untuk menahan pukulan secara bergantian baik dari teman ataupun guru. Memang ada teknik yang diajarkan,  jadi tidak asal pukul dan tangkis. Setelah tiga bulan itu barulah mulai belajar teknik lainnya. Saya sempat protes sama guru pelatih, namun beliau bilang: "orang yang kuat bukanlah yang jago pukul, tapi yang punya daya tahan lebih lama, jadi saya ajarkan kalian seni bertahan terlebih dahulu dengan belajar menahan dan mengendalikan rasa sakit".

Selasa, 17 Juli 2012

PUSARA APAK


Apak, hari ini aku anak bungsumu datang.
Mengunjungimu, atau lebih tepatnya mengunjungi setumpuk tanah dengan sebuah batu terpancang bertuliskan "Munaf Dt Bungsu, wafat usia 77 thn".
Delapan tahun yang lalu, terakhir aku melihat wajah teduhmu sebelum engkau menuju peristirahatan terakhirmu ini.
Ku yakin, engkau pergi dalam keadaan husnul khotimah, karena saat aku me-wudhukanmu, masih terlihat bulir keringat di dahimu mengkristal dan wajahmu menyiratkan senyum, senyuman seorang Ayah yang telah membesarkan dan mendidik putra-putrinya, membangun kampung halamannya.

Yang sangat aku sesali adalah, saat kau pergi aku tak bisa mendampingi dan melepasmu. Karena saat itu aku masih menuntut ilmu di perantauan. Aku mendapatimu sudah terbujur kaku. Tapi ku yakin, kau pasti memaafkan aku atau seluruh putra-putrimu, karena ku tahu ketulusanmu selama ini dalam menghidupi kami.

Apak, saat ini aku berdoa pada Allah Yang Maha Kuasa, agar kelak kita bertemu dalam pelukan-Nya. Karena aku rindu, rindu dengan lantang suaramu, cekatannya kerjamu, ketenanganmu dalam menghadapi masalah, semangatmu, sungguh aku merindukan itu semua. 

Apak, meski kau telah tiada dari dunia ini, tapi semangatmu tak pernah mati di hati kami, putra-putrimu. Kau ajarkan kami pentingnya tanggung jawab dan kerja keras, kau biasakan kami bangun sebelum Subuh, kau tanamkan kepada kami arti pengorbanan dan kesetiaan. Bagiku kau tetap hidup, sebagai ruh yang menjadi semangat dalam jiwa kami yang mengenalmu.

Apak, mungkin aku tak bisa tiap hari menjengukmu ke sini, tapi lewat doa, ku berjanji untuk selalu menjumpaimu setiap hari.

Doa kami, putra-putrimu beserta cucu insyaAllah selalu menyertai. 

Kamis, 12 Juli 2012

INGIN PULANG






"Aku ingin pulang", begitulah salah satu lirik lagu Ebiet G Ade terdengar mengalun memenuhi ruang pelatihan saat jeda materi. Seperti biasa, setiap sore pada hari terakhir pelatihan per-angkatannya, saya memutar lagu ini sebagai pengantar perpisahan antara peserta dan fasilitator. Saat menyeruput secangkir kopi hangat yang sudah dihidangkan, saya dikagetkan oleh suara salah satu peserta, "lagunya pas banget Pak?", sapa sang ibu sambil duduk di depan meja saya. "Oh ya", balas saya dengan antusias. "Bapak jujur aja dech, yang ingin pulang itu bukan cuma kami kan?, pasti Bapak dan fasilitator lain juga kangen pulang, apalagi hampir 1 pekan Bapak tugas di sini", sambung sang ibu.  "Hmmm, iya Bu, betul sekali", jawab saya mengangguk dan tersenyum. "Makanya lagu ini saya putarkan untuk kita semua", lanjut saya menjelaskan. Tak berapa lama kami ngobrol ringan, rekan fasilitator lain datang memberi aba-aba bahwa materi segera dilanjutkan. Sang ibu kembali ke barisan kursi peserta.


Sabtu, 07 Juli 2012

MAKIN DEKAT, BUKAN BERARTI LEBIH TEPAT


Pada pertandingan sepak bola, menendang 12 pas alias penalti terlihat mudah, karena titik putih menendang bola berjarak sangat dekat dari gawang. Namun tak jarang para pemain yang mengeksekusi penalti gagal dalam membobol gawang lawannya. Berbagai alasan bisa saja terjadi saat penalti gagal dieksekusi padahal jaraknya sangatlah dekat.


Masih membahas jarak dekat, saat saya tugas di Mempawah Kalimantan Barat, ada peserta pelatihan yang curhat bahwa dia punya kendala untuk dapat hadir tepat waktu ke kantor karena jarak yang jauh dari rumah ke tempat kerja, dia sangat ingin dipindah tugaskan ke kantor perwakilan yang lebih dekat dengan rumah tempat tinggal, supaya bisa lebih tepat waktu datang ke kantor. Setelah beberapa bulan dipindahkan, kepala perwakilannya mengeluh menceritakan perilaku indisipliner sang karyawan tersebut, ternyata dia makin sulit untuk disiplin, alasannya sederhana, saking dekatnya dengan kantor dia terlalu meremehkan jarak dekat itu, terkadang ada saja perlengkapan kerja yang ketinggalan di rumah sehingga dia sering bolak-balik rumah-kantor, bahkan jam istirahat makan siang, dia sering kebablasan tidur siang.

Selasa, 03 Juli 2012

UANG, RUANG, PELUANG


Bingung saat akan memulai menjalankan ide dan rencana, modal tidak ada, tempat atau lokasi belum pasti dan kapan bisa dilaksanakan. Hampir setiap orang mengalaminya, apalagi bagi yang menggunakan konsep manajemen murni, karena dalam manajemen semua harus diperhitungkan, diperkirakan dan ditarget. Dalam manajemen, segala sesuatu harus dimulai dengan modal yang cukup, organisasi yang utuh dan positioning yang jelas.

Satu pekan yang lalu tepatnya 27 Juni 2012, rekan-rekan di Yayasan Cahaya Permata Ummat (YCPU) Padang Panjang ingin menjalankan agenda tahun ke-2 yaitu Khitanan Massal untuk yatim dan dhuafa. Dengan pengalaman pada tahun sebelumnya rekan-rekan aktifis ini mencoba untuk memperbaiki hal-hal yang masih dianggap kurang berjalan lancar pada tahun lalu. Sebagai orang yang baru bergabung di YCPU, saya mencoba untuk menyesuaikan diri dengan pola yang sudah ada.


Kamis, 28 Juni 2012

POSISI atau PORSI

Saat masuk restoran atau pusat jajanan makanan-minuman, apa yang nomor 1 anda pertimbangkan, posisi tempat duduk atau menu makanannya? Saya berkeyakinan, meski lebih banyak orang yang menomor satukan menu makanannya, tidak sedikit pula orang yang mempertimbangkan posisi duduknya. Terkadang posisi duduk saat makan mempengaruhi kenyamanan untuk bisa menikmati makanan-minuman. Ada warung lesehan, prasmanan dan berbagai bentuk pilihan suasana yang disajikan oleh para pemilik rumah makan dan restoran. Memang kalo untuk urusan selera atau perut, prinsip dasarnya adalah kenyang dan melepas dahaga. Setelah itu baru bicara suasana yang nyaman.


Kalau pada urusan pekerjaan di organisasi, baik organisasi perusahaan, sosial ataupun politik, terdapat juga porsi kerja (Jobs Description) dan kursi/posisi (Jabatan).

Selasa, 19 Juni 2012

Karena Tidak Tahu


Ada seorang sahabat satu mentoringku bernama Halim, berbadan besar, tinggi dan berjenggot ala Ahmad Dhani. Dia menceritakan pengalamannya saat ikut dalam sebuah pertandingan tinju beberapa tahun silam mewakili klubnya. Sebagai petinju yang minim pengalaman tentunya dia lebih banyak tidak tahu seluk beluk dan seni di atas ring. Tapi pada suatu waktu dia mendapat sebuah tantangan dari sang pelatih untuk bertarung dengan seseorang. Sang pelatih hanya memancing sisi emosionalnya sebagai petinju tanpa memberikan informasi detail tentang lawannya.

"Namanya juga darah muda yang sedang terprovokasi, saya jawab tantangan itu",

Minggu, 17 Juni 2012

5 Th MILAD Fatihku

Tak terasa, sudah 5 tahun usiamu putraku. 
11 Juni 2007 di Depok, engkau lahir menambah semangat hidupku. 
Semoga kelak engkau bisa menjadi anak yang sholeh dan bermanfaat bagi ummat. 
Salam sayang, dari Abi.

Jumat, 15 Juni 2012

Ketika Harus Menyimpan

"Nak, sisa uang jajan tadi siang disimpan ya!". Begitulah pesan seorang Ibu pada anaknya agar berlatih menyimpan uang menjadi tabungan. Kita semua tahu, rajin menabung adalah kebiasaan baik dan menguntungkan. Banyak orang yang sukses dalam urusan ekonomi karena bisa menyimpan uangnya dalam tabungan dan sejenisnya.

Dalam urusan materi dan keuangan, menyimpan menjadi salah satu sarana untuk mencapai kenyamanan, ketenangan dan kemapanan. Walaupun materi bukanlah satu-satunya penentu kebahagiaan hidup, karena masih banyak hal lain yang dapat menentukan kebahagiaan seseorang.

Bagaimana halnya bila yang disimpan itu berupa "rasa" atau perasaan?

Kamis, 14 Juni 2012

Ada kalanya Harus Menunggu

"Bosan, itulah perasaan saya ketika jadwal penerbangan ditunda lebih dari 2 jam, hampir semua majalah dan koran di ruang tunggu sudah habis saya bolak-balik, meski tak dibaca setiap halamannya".

Mungkin hampir setiap diri kita merasakan hal yang sama ketika harus menunggu. Menunggu seolah-olah menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Resah, gelisah, gundah, lelah dan terkadang berubah jadi amarah jika kita harus menunggu.

Ada pelajaran berharga yang saya dapatkan dari Mak Adang (Paman Tertua) ketika saya mulai menanam bibit kacang tanah pada akhir bulan Mei 2012 lalu. Sebagai orang yang baru belajar tani, dengan polos saya bertanya padanya, apa yang harus saya lakukan sampai bibit ini diketahui bisa tumbuh atau tidak? Menunggu, jawabnya dengan mantap. Biasanya biji kacang tanah akan berkecambah dalam 5-10 hari. Hmmmmm… waktu yang lumayan lama untuk menunggu.

Suka tidak suka,